Sebanyak Dua Puluh Lima Orang Guru MAN Ende Ikuti Forum Diskusi Bersama Akademisi Natsir B. Kotten

Sebanyak Dua Puluh Lima Orang Guru MAN Ende Ikuti Forum Diskusi Bersama Akademisi Natsir B. Kotten

Sebanyak dua puluh lima orang bapak/ibu guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Ende mengikuti kegiatan forum diskusi bertajuk “Rancangan Model Karakter Pendidik Berbasis Budaya NTT Menuju Pendidikan Nasional Berkualitas” bersama para akademisi Universitas Flores (Unflor), pada Rabu (18/6/2025) di Aula Komputer MAN Ende. Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala MAN Ende, H. Tahrun Thalib; ketua tim peneliti, Natsir B. Kotten, bersama anggota tim diantaranya: Fransiskus Koro Sando, Marselinus Nandes, Alexander Bala Gawen, Elias Beda dan Lely Suryani beserta 25 orang bapak/ibu guru MAN Ende.

Kepala MAN Ende, H. Tahrun Thalib selaku pemateri pertama menyampaikan tentang penerapan model karakter pendidik di lingkup MAN Ende.

“Penerapan Model Karakter Pendidik Berbasis Budaya sesungguhnya sudah kami aplikasikan di lingkup MAN Ende dikolaborasikan pada landasan-landasan Islam yang rahmatan lil aalamin tentunya berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945 sehingga menjadikan madrasah ini sebagai sebagai lembaga inklusif dan moderat”, tegas H. Tahrun.

Tahrun Thalib juga menegaskan pentingnya masukan dari tim peneliti bagi perkembangan proses pembelajaran yang menerapkan model karakter pendidik berdasarkan hasil kajian dan temuan saat penelitian oleh tim peneliti pada madrasah yang dipimpinnya.

“Saya mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat konstruktif dan ketua tim peneliti, Pak Dr. Natsir bersama semua anggota timnya apabila ada kekurangan dalam proses pembelajaran dalam penerapan Model Karakter Pendidik Berbasis Budaya NTT berdasarkan hasil kajian yang mendalam dan temuan saat pengambilan sampel penelitian oleh tim peneliti di MAN Ende”, tegas H. Tahrun.

Sementara itu, Natsir B. Kotten selaku akademisi menjelaskan Rancangan Model Karakter Pendidik Berbasis Budaya NTT Menuju Pendidikan Nasional Berkualitas.

“Model pendidikan karakter berbasis budaya adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam proses pendidikan. Tujuannya adalah membentuk karakter peserta didik yang berakhlak mulia, berbudaya, dan memiliki identitas bangsa yang kuat, dengan memanfaatkan kearifan lokal sebagai sumber pembelajaran”, jelas Natsir.

Natsir B. Kotten juga menerangkan tentang pendekatan pembelajaran holistik yang berbasis budaya dan keteladanan dari para pendidik dan tenaga kependidikan.

“Integrasi nilai-nilai karakter ke dalam seluruh aspek kehidupan sekolah, bukan hanya mata pelajaran tertentu tetapi mengintegrasikan budaya dalam proses pembelajaran, baik melalui materi pelajaran, metode pembelajaran, maupun lingkungan belajar” terang Natsir

Natsir B. Kotten mengharapkan pembiasaan dalam pembentukan karakter dan keteladanan dari bapak/ibu guru dan pegawai serta  seluruh warga madrasah.

Membentuk karakter melalui kegiatan rutin, spontan, dan terprogram yang berulang-ulang, seperti kegiatan keagamaan, upacara bendera, dan kegiatan sosial. Diharapkan agar bapak/ibu guru dan pegawai serta  seluruh warga madrasah menjadi contoh perilaku yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan”, harap Natsir.  

 

Pewarta/Fotografer: Zulkasim A. Jenggo

Share: